Papua – Keterbatasan akses menuju beberapa wilayah di daerah Papua menjadi salah satu permasalahan serius yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Sebab, selama ini distribusi bahan-bahan pokok hanya bisa dikirim melalui transportasi udara.
“Hal ini membuat harga barang menjadi cenderung lebih mahal. Jika jalur darat trans Papua terbuka dengan baik, maka masyarakat dapat meminimalisir biaya logistik yang dikeluarkan, dan keadilan sosial di tanah Papua bisa terwujud,” Kata Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono saat melantik pengurus APPSI Provinsi Papua di Jayapura, Sabtu (10/9/2022).
Karena itu, Sudaryono mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan Jalur Trans-Papua yang direncanakan membentang sepanjang 3.462 kilometer dari utara hingga selatan Tanah Papua itu. Karena dapat mengubah dan memengaruhi kehidupan masyarakat setempat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah terisolasi di bumi cendrawasih tersebut.
“Megaproyek Jalan Trans Papua merupakan solusi yang layak untuk memudahkan pendistribusian aktivitas ekonomi sebagai akses konektivitas. Karena jalan tersebut dapat menghubungkan dua provinsi, sekaligus kota, distrik, dan daerah yang terisolasi di Papua,” Imbuhnya.
Sudaryono menuturkan, aktivitas ekonomi masyarakat Papua sempat menggeliat setelah kehadiran jalan Trans-Papua rute Jayapura-Wamena Kabupaten Jayawijaya yang tersambung pada 2018 lalu. Namun Jalan Trans Papua ruas Jayapura-Wamena sepanjang 575 kilometer yang telah tersambung seluruhnya itu belum sempurna.
“Karena sepanjang 230 km trek masih berupa tanah dan kerikil, itu yang menyebabkan distribusi logistik kendaerah pengunungan Papua kerap menggunakan pesawat untuk mempercepat distribusi meski dengan biaya yang lebih mahal,” Imbuhnya.
“Oleh karena itu, dengan adanya penyempurnaan jalan tersebut akan mempermudah akses menuju delapan kabupaten dan daerah-daerah terisolasi yang ada di Pegunungan Papua, dengan waktu yang tidak terlalu lama dan biaya yang jauh lebih murah,” Tambahnya.
Dalam momentum pelantikan DPW APPSI Provinsi Papua ini, Sudaryono menuntut pemerintah untuk mewujudkan pemerataan sosial dan terjangkaunya harga-harga di daerah di wilayah Indonesia khususnya di daerah Papua yang tinggal di kawasan pegunungan.
“Sebab saat ini Harga telur di daerah pegunungan Papua mencapai Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per rak. Satu rak berisi 30 butir. Di Yalimo, telur bahkan dijual eceran Rp 5.000 per butir. Sementara di wilayah pesisir Papua, harga telur mencapai Rp 75.000 hingga Rp 80.000 per rak,” Paparnya.
Karena itu, dengan adanya pembangunan infrastruktur Trans-Papua bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial dan konektivitas. Selain itu, juga untuk memangkas harga kebutuhan pokok yang sangat tinggi di wilayah pegunungan Papua.
“Maka saran APPSI untuk pemerintah adalah pembangunan jalan Trans Papua Jayapura-Wamena itu untuk segera dipercapat, disukseskan, dan dijadikan segera mungkin. Karena ketika jalan tersebut jadi, maka diperkirakan akan bisa menurunkan harga kebutuhan bahan pokok di masyarakat pegunungan Papua sampai 60%-70%,” pungkas Sudaryono.