Jakarta – Produk UMKM di bidang kecantikan berpotensi untuk terus berkembang. Pemerintah terus mendorong UMKM bidang kecantikan. Tidak hanya di supermarket, produk kecantikan UMKM juga mewarnai pasar-pasar tradisional.
Semakin banyak pihak yang terlibat untuk mendorong UMKM di bidang kecantikan, dapat semakin tumbuh lebih baik, dan terus berkembang. Salah satunya dengan menjadi agregator dan inkubator bagi pelaku usaha untuk lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan, akses pasar, dan akses bahan baku.
Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif KemenKopUKM Fiki Satari menjelaskan, saat ini terdapat lebih dari 400 pelaku usaha di bidang kecantikan. Sekitar 50 persen pendaftaran usaha di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan pelaku bisnis di bidang tersebut.
“Saya sudah bicara dengan teman-teman Female Daily agar kedepan tidak hanya jadi platform dievent saja, tapi bisa menjadi agregator dan inkubator seperti yang sedang kami kembangkan pemerintah agar UMKM bisa mengakses pembiayaan, mengakses bahan baku bersama, lalu akses produksi bersama supaya lebih efektif dan efisien,” kata Fiki Satari dalam acara Talkshow Beauty Event yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Kamis (06/06/2024) Jakarta.
Fiki mengapresiasi pameran X Beauty yang karena acara tersebut dapat menjadi showcase bagi produk UMKM Indonesia khususnya yang bergerak di sektor kecantikan. Dia berharap agar acara serupa dapat lebih dimasifkan penyelenggaraannya di berbagai kota di Indonesia.
“Jadi pertama kami mengapresiasi dan kedua kita akan terus dorong supaya event – event seperti ini bertransformasi bukan hanya sebagai platform event saja tapi juga bisa menjadi agregator platform,” kata Fiki.
Meski cukup prospektif, namun diakui bahwa pelaku UMKM di bidang kecantikan menghadapi tantangan yang cukup berat seperti bahan baku yang mayoritas masih impor. Kemudian kemasan produk yang dihasilkan juga masih didominasi oleh impor.
“Maka kita juga sudah membuat regulasi untuk melindungi UMKM dan pasar lokal agar bisa lebih bersaing dengan produk impor. KemenKopUKM juga sudah menginisiasi Rumah Produksi Bersama (RPB) untuk memfasilitasi produksi bahan baku UMKM dari hulu ke hilir,” kata Fiki. (Fchan-1)