Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono mengatakan pasar tradisional terus berjuang melawan dampak berbagai kebijakan ekonomi nasional dan internasional, seperti disrupsi rantai pasok, gangguan distribusi barang dan jasa, dan problem pemasaran yang menimpa pedagang.
“Pasar tradisional bukan panggung pencitraan politik: pilih yang jejak rekamnya membela aspirasi pedagang pasar tradisional,” tulis Sudaryono dalam @instagramnya, Sabtu (13/5/23).
Pasar tradisional di Indonesia seringkali ramai dikunjungi oleh pejabat publik, tapi tetap mengalami sepi pengunjung, kumuh, dan ketimpangan pembangunan. Fenomena ini menggambarkan bahwa pasar tradisional rentan politisasi dan sering dijadikan sebagai panggung pencitraan.
“Pasar tradisional terus berjuang melawan dampak berbagai kebijakan ekonomi nasional dan internasional, seperti disrupsi rantai pasok, gangguan distribusi barang dan jasa, dan problem pemasaran yang menimpa pedagang,” tuturnya.
Dijelaskan kembali, pasar tradisional memang tidak bisa lepas dari politik, namun seharusnya tidak menjadi panggung bagi praktik politik pencitraan semata. Publik perlu cermat dalam menilai sosok siapa yang benar-benar peduli terhadap nasib pedagang pasar tradisional .
“Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) dapat menjadi instrumen untuk menilai komitmen dan rekam jejak para politisi dalam membela aspirasi pedagang pasar tradisional,” ungkapnya.
Dalam konteks #Pilpres2024, publik perlu bijaksana dalam menentukan sikap politiknya, agar berpihak pada arus politik yang berkomitmen dalam membela eksistensi pasar tradisional .
“Rekam jejak @prabowo Subianto sebagai Ketua Umum APPSI menunjukkan komitmen kuat dalam membela kepentingan ekonomi kerakyatan, terutama sektor pedagang pasar. Pasar tradisional harus menjadi agenda utama dalam politik pra dan pasca Pilpres 2024,” tegas Sudaryono.
Alasan mengapa kita perlu memperhatikan pasar tradisional dan arah Pilpres 2024 adalah karena saat ini perekonomian Indonesia melambat dan masih terpengaruh oleh perang dagang China-Amerika serta perang Ukraina-Rusia.
“Politik silakan bebas, tetapi pasar tradisional bukan untuk politik pencitraan. Pasar tradisional harus diperjuangkan sebagai ujung tombak pembangunan ekonomi nasional,” terang Sudaryono dan juga ketua dewan pembina pedagang pejuang indonesia raya. KORANTANGERANG