Jumat 7 Oktober 2022, Ketua Umum DPP APPSI Sudaryono melakukan kunjungan ke 3 Pasar di Jawa Barat, yaitu Pasar Cicadas dan Andir Kota Bandung, serta Pasar Antri Kota Cimahi
Pada kesempatan kunjungan ke Pasar Cicadas Kota Bandung, Komisariat Pasar Cicadas Endang Sutisna menjelaskan tentang sejumlah persoalan yang dihadapi para pedagang pasar, antara lain adanya dualisme pengelolaan dan rusaknya fasilitas pasar yang menyebabkan pasar semrawut
Kesemrawutan kondisi pasar Cicadas justru terjadi pada akses utama masuk yang samgat tidak layak, karena jalan akses masuk ke pasar sudah tidak dapat dilalui oleh pengunjung yang akan masuk ke dalam pasar
Jalan akses masuk terlihat becek dan berlumpur. Hal itu terjadi lantaran sistem drainase pembuangan air hujan tidak dapat mengalir, lantaran posisi drainase sebagai saluran pembuangan air levelnya berada di atas posisi jalan dan lantai pasar
Selain itu, hal yang menjadi keluhan pedaga g pasar Cicadas adalah terjadinya duaisme pengelolaan antara pengembang dengan PD PASAR BERMARTABAT.
Di Cicadas ada dua kategori tempat berdagang, yaitu mall di atas dan pasar rakyat di basement. Dau tempat usaha tersebut berbeda status dalam konteks kerjasama antara Pemkot Bandung melalui PD PASAD, dengan pengembang.
Kalau mall sistem kerjasamanya BOT, sedangkan pasar rakyat sistem kerjasamanya berupa BTO.
Namun dalam implementasinya, meski sistem kerjasama pasar rakyat berupa BTO, tetapi pengelolaan pasar tidak bisa sepenuhnya dilakukan oleh PD Pasar, lantaran kios yang dibangun sebanyak 800 kios tidak terisi semuanya, sehingga masih ada aset hak pengembang
Kenyataan tersebut, menjadi tanggung jawab antara pengembang dan PD Pasar menjadi saling tunjuk, yang berdampak pada terabaikannya pengelolaan pasar. Kondisi tersebut, tentu saja pihak pedagang yang dirugikan.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Sudaryono sebagai ketua Umum APPSI berjanji sekaut tenaga untuk membantu penyelesaian persoalan tersebut.
Pada kesempatan yang sama Ketua DPW APPSI Jabar H Nandang Sudarajat, menegaskan inilah salah satu contoh potret buram pengelolaan pasar yang tidak profesional. Ketidak profesionalan tersebut. Sangat terlihat dari sejak perencanaan pembangunan dan pengelolaan operasional pasar. Itu dapat kita saksikan dari fakta lapangan adanya posisi level jalan dan lantai pasar berada di bawah level drainase saluran pembuangan air yang menyebabkan pasar banjir dan becek.
Pemkot Bandung melalui instansi terkait, PD Pasar dan pengembang harusnya bertanggung jawab akan hal ini, kita akan mengkaji hal ini dari sisi aspek hukum apakah ada pelanggaran hukum atau tidak
Tetapi untuk tahap pertama, kita akan melakukan upaya maksimal agar persoalan tersebut ada solusi, sehingga kondisi pasar bisa bersih
Pada kesempatan kunjungan ke Jawa Barat, DPP APPSI turun full, yaitu Ketua Umum, sekjen dan Bendahara Umum serta beberapa orang jajaran DPP APPSI lainnya.
Hanya Tinggal 30% Saja
Dalam rangka menyerap aspirasi, persoalan dan kondisi pasar rakyat di Indonesia pasca mereda ya wabah Covid 19, DPP APPSI melakukan road show ke sejumlah daerah
Daerah yang sudah dikunjungi dalam program road show tersebut, antara lain DKI Jakarta, Papua, dan Jawa Barat
Pada kesempatan kunjungan ke tiga pasar di Jawa Barat, yaitu ke Pasar Cicadas dan Pasar Andir Kota Bandung serta Pasar Antri Kota Cimahi, Ketua Umum melakukan peninjauan berkeliling pasar dan melakukan dialog dengan beberapa pedagang pasar menanyakan kondisi tra saksi di dalam pasar saat ini, khususnya apabila dibandingkan nilai tra saksi sebum covid 19 melanda
Di Pasar Cicadas, dari hasil dialog diketahui, bahwa nilai transaksi untuk komoditas bumbu bumbu dan bahan pokok lainnya, nilai transaksi saat ini hanya tinggal 25% sampai 30%.
Pedagang mencontohkan , misalnya cabe rawit merah sebelum covid biasanya per hari bisa habis 25 kg, sekarang hanya mampu menjual 5 sampai 6. Ketimun, biasa mampu menjual 100 kg sekarang hanya 25 kg, demikian juga untuk bawang merah, bawang putih, juga sama, yaitu paling tinggi hanya tinggal 30% volume penjualannya dari sebum covid 19 melanda.
Sementara itu, pada saat mengunjungi pasar Antri Kota Cimahi, Sudaryono melakukan hal yang sama. Di Pasar Antri Kota Cimahi, diketahu penurunan volume transaksi pedagang tidak separah di pasar Cicadas Kota Bandung. Meskipun terjadi penurunan transaksi, volume penurunannya berkisar antara 30% sampai 50%
Menyikapi terjadinya penurunan volume transaksi di dalam pasar rakyat, Sudaryono, menyampaikan, akan melakukan kajian yang hasil kajiannya nanti akan disampaikan ke Pemerintah, agar dicarikan akar persoalannya guna mencari solusinya. Karena kami menilai proporsi penurunan volume transaksi yang terjadi di pasar pasar rakyat sudah lampu merah, bukan lampu kuning lagi. Artinya, kalau dibiarkan pedagang yang surah berjuang sendiri ini berbahaya untuk menjaga kesetimbangan sistem perekonomian nasional.