Sesuai hukum pasar, kalau harga komoditas murah maka pembeli akan bertambah. Tetapi anomali justru terjadi pada jual beli sapi di pasar sapi Besuki, Kabupaten Situbondo yang membuat banyak pedagang sapi mengeluh karena sapi-sapi mereka tidak laku padahal harga sudah jatuh.
Situasi itu terlihat di pasar sapi Besuki, Senin (2/1/2023), yang terlihat sepi pengunjung atau pembeli. Padahal setiap hari pasaran yaitu Senin, biasanya pasar itu sudah ramai dikunjungi warga atau calon pembeli.
Di hari pasaran tersebut, para pedagang yang datang tidak hanya dari Besuki, melainkan juga dari kabupaten tetangga. Yakni pedagang sapi dari Kabupaten Bondowoso dan Kraksaan Probolinggo.
Tetapi setelah menunggu seharian, mereka mengeluh karena banyak sapi yang tidak laku dan terpaksa dibawa pulang. Bahkan para pedagang juga mengaku prihatin harga sapi di pasaran turun selama sepekan terakhir.
Salah seorang pedagang, Mat Jadi mengatakan, sejak pagi tidak ada satu pun sapinya yang laku terjual karena tidak tidak ada pembeli ke pasar. “Sepi karena tidak ada pembeli, saya capek sejak pagi menjajakan dagangan sapi,” ujar Mat Jadi saat ditemui SURYA di Pasar Besuki.
Selain tidak laku, kata Mat Jadi, harga sapi di pasaran turun drastis dari harga sebelumnya . “Yang biasanya harga Rp 13 juta, sekarang per ekor hanya Rp 10 juta lebih sedikit,” terangnya.
Sementara Adam, pedagang yang lain mengatakan, meski sapi yang dibawanya ke pasar laku empat ekor, tetapi ia mengalami kerugian cukup besar. “Ada sapi laku tetapi rugi Rp 500.000 dan juga rugi Rp 70.000,” ungkap Adam, pedagang sapi asal Bondowoso.
Adam mengaku untuk menutupi kerugian penjualan sapi, ia akan menunggu sapi lainnya laku. “Harga turun sekarang, ya saya masih harus menunggu ada rejeki ,” pungkasnya. (tribunnews)