Buruknya pembangunan proyek Pasar Pon Jombang yang menyedot anggaran Rp 3,9 miliar membuat pedagang jengah. Mereka yang akan menempati bangunan baru harus urunan untuk pengurukan jalan lorong yang dibiarkan cekung dan berlubang.
Pantauan di lokasi, ada dua lorong yang diuruk dengan menggunakan tanah. Beberapa pekerja sibuk memindahkan material dari luar ke dalam pasar. Para pedagang yang akan menempati kios juga sibuk memasang segala keperluan. Mulai dari plavon, memperbaiki kunci rollong door hingga meratakan tanah untuk jalan lorong.
Sholikan salah seorang pedagang mengatakan, pengundian tempat lapak sudah selesai. Para pedagang diminta segera menempati masing-masing kios. ”Sekarang masih persiapan, karena Senin (8/5) diminta segera pindah, kiosnya mau dibongkar,” katanya.
Saat ini, sebagian besar pedagang mulai boyongan lagi. Dari tempat relokasi sementara ke bangunan baru. ”Belum ada yang ditempati,” imbuh dia. Meski demikian, pedagang dibuat gusar dengan jalan lorong yang hingga kini masih dibiarkan cekung dan berlubang.
Padahal, sejak awal pedagang sudah menyampaikan unek-uneknya ke pemkab. Harapannya, jalan lorong tersebut dibuat rata. Mengingat pengunjung pasar pon selama ini berasal dari berbagai kalangan. ”Jalannya terlalu dalam, kena air licin, kalau anak muda nggak apa-apa. Bagaimana kalau pas orang tua yang lewat, takut terjatuh,” tutur lelaki berusia 58 tahun ini.
Karena itulah sejumlah pedagang terpaksa urunan untuk mendatangkan tanah uruk. Jalan yang berlubang itu kemudian diuruk agar rata. Sehingga kondisinya sama dengan jalan bagian tengah. ”Tidak semua, ini yang patungan satu deret saja ada 9 pedagang,” lanjut Sholikan pedagang ikan basah ini.
Menurutnya, pengurukan harus dengan menggunakan material tanah. Lalu bagian atas dirabat menyesuaikan bangunan utama pasar. ”Bawahnya dikasih koral lalu di atasnya diuruk tanah, nanti dirabat. Satu deret panjangnya sekitar 15 meter,” tutur dia.
Sampai saat ini pedagang belum menghitung kebutuhan untuk pengurukan tanah berlubang tersebut. ”Yang penting jalannya sudah aman, sampai hari ini (kemarin) habis satu rit tanah, koral, pasir dan beberapa sak semen,” tutur Sholikin.
Hal serupa juga dilakukan pedagang lain. Mereka sibuk di kios yang akan ditempati. Mulai memperbaiki rollong door, memasang plavon dan memperbaiki pintu yang tidak bisa dikunci. ”Entah tertukar atau rusak, nggak bisa dikunci. Pintunya banyak yang rusak,” keluh Karim pedagang lain yang mengeluh kunci rollong door tak berfungsi.
Selain pintu, dia juga memasang plavon kios lantaran bangunan utama seluruh kios tidak ada plavonnya. ”Kalau nggak dikasih (plavon) bahaya, bisa dimasuki orang lewat atas. Percuma ada pintu, tapi atasnya bolong,” pungkasnya. JAWAPOS