Beras medium dari Badan Urusan Logistik (Bulog) di pasar Surabaya dilaporkan kosong, meski harga eceran tertinggi (HET) telah dinaikkan oleh pemerintah.
Kekosongan diungkap oleh sejumlah pedagang di pasar Surabaya. Sejumlah pedagang beras di pasar tradisional Surabaya mengaku masih kesulitan mendapatkan pasokan beras dari Bulog.
“Sudah hampir 3 pekan ini stok beras medium dari Bulog tidak pernah muncul di pasar. Padahal, banyak pembeli yang mencari karena kualitasnya bagus dan harganya relatif murah,” kata Bambang, salah satu pedagang beras di Pasar Pabean, Surabaya, Selasa (14/4).
Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa pedagang beras di pasar tradisional lainnya di Surabaya. Mereka mengatakan kekosongan stok beras medium Bulog di pasar Surabaya telah berlangsung selama beberapa waktu dan mempengaruhi ketersediaan beras di daerah itu.
“[Beras medium] Bulog, dua bulan enggak ono (tidak ada). Yang biasa harganya Rp36 ribu per tiga kilogram, beras biasa. Dari pemerintah enggak tau ono (tidak pernah ada). Banyak yang nyari, soalnya harganya murah, beras lumayan enak,” kata Putri, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Tambahrejo, Surabaya.
Namun, keluhan pedagang dibantah Kepala Perum Bulog Kanwil Jawa Timur Ermin Tora. Ia mengklaim Bulog telah rutin melakukan distribusi beras ke pasar bersama pemerintah daerah.
Karena langkah itu, ia yakin pasokan beras ke pasar aman.
Ia menambahkan selain menggelontorkan beras ke pasar, Bulog kini fokus pada stabilisasi harga beras di tingkat petani yang sekarang ini sedang dalam masa panen raya. Hal ini dilakukan agar petani bisa mendapatkan harga jual gabah yang menguntungkan bagi mereka.
Karena panen, Bulog tidak terlalu banyak memasok beras ke pasar.
“Bulan Maret 2023 kemarin itu kan bertepatan dengan panen raya di wilayah Jatim. Sehingga kami berharap pasar itu akan lebih banyak di pasok oleh beras yang merupakan hasil dari panen raya di Jatim,” kata Tora.
Tora menjelaskan pada saat panen raya, Bulog fokus pada stabilisasi di tingkat produsen bukan pada konsumen. Oleh karena itu, stok di pasar tidak dibiarkan kosong, melainkan diisi dari hasil panen petani.
Selama masa panen raya, kata dia Bulog juga lebih banyak menyerap dan membeli hasil produksi petani. Ia juga menambahkan bahwa Bulog tidak mengatur transaksi di luar beras merek Bulog di pasar.
“Stok beras di pasar akan dipasok dari hasil panen raya. Bulog pada kondisi panen raya banyak fokus menyerap bukan melepas ke pasar,” ucapnya.
Yang terbaru, dia menyebut, beras hasil panen dari petani juga sudah didistribusikan kepada pedagang di Pasar Wonokromo, Surabaya. Sehingga, nantinya juga akan didistribusikan ke pasar-pasar lainnya di Surabaya.
“Kemarin kami sudah memulai memasok beras hasil panen ke wonokromo dengan melihat kondisi yang ada,” tandasnya. CNNINDONESIA