Sepinya suasana pasar yang ada di beberapa lokasi pasar Kayuagung semakin memprihatinkan.
Edwar salah pedagang yang di lantai 2 Shoping center mengeluhkan sepinya pengunjung yang berbelanja ke pasar sangat jauh berkurang.
“Kami yang berjualan di Lantai dua Kadang satu Hari itu tidak dapat Pelaris. Bahkan ada pedagang yang sampai tujuh hari barang dagangannya tidak laku,” Keluhnya kepada Media APPSI .
Di beberapa lokasi lainnya terlihat beberapa pedagang yang duduk sambil memegang handphonenya. Hal ini menjadi penghibur untuk mengghilangkan kejenuhan sambil menunggu pembeli.
Informasi pemberitaan salah satu media yang ada di kabupaten OKI terkait rencana kenaikan Restribusi pasar oleh Disdag OKI, dari 1000 menjadi 2000.menuai respon dari pedagang pasar tradisional yang ada di Pasar Kayuagung Kabupaten OKI.
Ketua DPD APPSI OKI.Yarlis mengatakan, pada prinsipnya APPSI OKI merasa tidak Keberatan dengan kenaikan Restribusi pasar tersebut.
Sebagaimana diketahui kondisi pasar dalam beberapa tahun terakhir ini sangat memperihatinkan.
Dimana kunjungan dan daya beli masyarakat yang berbelanja ke pasar Kayuagung sangat menurun. Kalau tidak percaya silahkan saja kunjungi pasar dan tanya langsung kepada pedagang pasar,” ujar ketua APPSI OKI kepada Media APPSI.
“Karena Pedagang Pasar adalah salah salah satu Aset Pemerintah daerah sebagai penyumbang PAD yang cukup besar di bidang Restribusi Pasar.
Menurut Yarlis seharusnya Pemda OKI dan dinas Perdagangan OKI harus memberikan perhatian khusus terhadap kondisi pasar saat ini, Pemda harus tahu apa penyebabnya.
Sebab ketika pasar Ramai dan daya beli meningkat pastinya pedagang pasar tidak akan merasa berat atas kenaikan restribusi tersebut.
“Seharusnya Kenaikan Restribusi yang harus diimbangi dengan upaya bagaimana pemerintah daerah dapat menaikan pendapat dan Penghasilan Pedagang (PPP).
Bagaimana upaya pemerintah agar Masyarakat bisa berbelanja ke pasar dan menjadikan Pasar Tradisional sebagai Pusat bagi masyarakat untuk berbelanja semua kebutuhan.
“APPSI Berharap tidak ada lagi Aktifitas Perdagangan yang Tidak berizin dari Pemda OKI yang mirip dengan pasar yang berdampak terhadap kurangnya pengunjung ke pasar Tradisional,” pungkas Ketua APPSI