Dinas Perdagangan (Disdag) Polewali Mandar (Polman) angkat bicara soal Pasar Rakyat Bulo yang tidak beroperasi. Bangunan Pasar Rakyat Bulo kini ditumbuhi rumput ilalang. Nampak sudah lama tidak berpenghuni, atau tidak ada transaksi jual beli di pasar rakyat ini.
Dinas Perdagangan (Disdag) Polewali Mandar (Polman) angkat bicara soal Pasar Rakyat Bulo yang tidak beroperasi. Bangunan Pasar Rakyat Bulo kini ditumbuhi rumput ilalang. Nampak sudah lama tidak berpenghuni, atau tidak ada transaksi jual beli di pasar rakyat ini.
Saat itu, kata Fatriasmal, pihak kecamatan sudah berniat untuk mencarikan solusi dari kendala tersebut. “Karena, kita sudah serahkan ke pihak pemerintah kecamatan saat pembagian kunci kios,” lanjutnya. Ia menyebut kunci kios dibagi langsung oleh pihak kecamatan yang menaungi pasar tersebut.
Tidak ada biaya atau retribusi yang dibebankan kepada para pedagang yang memiliki kios. “Kemarin rapat terakhir waktu sudah tidak beroperasi lagi, pak camat sudah mau usahakan itu kendala listrik dan air,” lanjutnya. Dikatakan pasar tersebut tidak harus berpatokan untuk menjual ikan dan lainnya.
Pedagang dapat memanfaatkan pasar itu untuk menjual buah-buahan yang banyak dijumpai di Bulo dan desa sekitarnya. “Ya memang harus kreatif mau jual apa, biar bukan ikan, buah-buahan bisa, sesuai yang ada di Desa Bulo,” ungkapnya. Fatriasmal mengaku sudah menghubungi pihak kecamatan untuk segera mengatasi soal kendala listrik dan air.
Ketua Komisi II DPRD Polman Minta Pemerintah Kecamatan Kreatif
Ketua komisi II DPRD Polewali Mandar (Polman) Rudy Hamzah, meminta pasar rakyat di Kecamatan Bulo kembali diaktifkan. Gedung pasar tersebut saat ini terbengkalai, sudah ditumbuhi rumput. Menurut Rudy Hamzah, pemerintah kecamatan harus kreatif lagi agar bangunan pasar tersebut kembali beroperasi.
Seperti mencari pelaku ekonomi dari luar, untuk merangsang pelaku ekonomi lokal bersaing. “Jika pelaku ekonomi lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan warga, ya carikan dulu pelaku ekonomi dari luar,” terang Rudy Hamzah kepada Tribun-Sulbar.com, Selasa (28/3/2023).
Cara itu, kata dia dapat merangsang daya saing pelaku ekonomi lokal, untuk mengisi gedung pasar tersebut. Belum lagi, lanjut politisi PDIP itu, saat ini hasil para petani di beberapa desa cenderung di jual ke luar. Seperti cabe, sayur mayur, kacang panjang, hingga buah cokelat.
“Padahal kalau itu pasar beroperasi, petani di desa bisa membawa hasil kebunnya ke pasar tersebut,” tuturnya. Ia pun meminta agar pemerintah kecamatan segera berusaha mencarikan solusi sehingga pasar itu tak terbengkalai. Posisi bangunannya berada di pinggir Jl poros Bulo-Matangga, tidak jauh dari Puskesmas.
Bangunan model persegi tersebut terdapat 30 lods pedagang. Tapi tersebut kini masih tertutup. Bahkan pintu utama pasar tergembok, sisi kiri dan kanan bangun juga dipenuhi rumput. Salah satu warga Bulo Muhar mengatakan pasar itu sempat ditempati menjual 2021 lalu.
“Tetapi hanya sedikit pedagang. Ada sekitar 10 kios,” ujar Muhar kepada Tribun-Sulbar.com. Ia mengatakan warga sekitar nampaknya kurang tertarik untuk jualan di gedung pasar itu. Padahal, kata Muhar gedung pasar dihadapkan bisa menjadi tempat warga bertransaksi atau menjual hasil perkebunan.
“Seperti warga yang tanam lombok, sayur bojo, tomat, harusnya di jual di sana,” lanjutnya.Ia berharap pemerintah kecamatan membenahi pasar itu dan mencari cara agar beroperasi. TRIBUNNEWS