Sedikitnya 2.500 pedagang Pasar Pagi Samarinda bergejolak lantaran bangunan pasar milik Pemkot Samarinda itu mau dirobohkan bulan November-Desember 2023 nanti. Dikabarkan Pasar Pagi akan dibangunan menjadi pasar semi modern berlantai empat di tahun anggaran 2024 nanti.
Sejak pukul 10.00 Wita, Rabu (30/8), puluhan pedagang dari berbagai jenis dagangan meluruk ke kantor UPT Pasar Pagi, Dinas Perdagangan Kota Samarinda. Mereka protes, lantaran tanpa ada pemberitahuan atau sosialisasi, ujuk-ujuk akhir tahun ini pasar grosir itu diratakan dengan tanah.
Sempat terjadi perdebatan seru antara para pedagang dan para staf UPT Pasar Pagi yang berkantor di Pasar Pagi.
”Tanpa ada pemberitahuan resmi, tahu-tahu November-Desember tahun ini Pasar Pagi mau dirobohkan. Makanya kami berinisiatif mendatangi kantor UPT Pasar Pagi, memprotes dan mempertanyakan kebijakan ini,” cetus Syamsuddin.
Intinya dengan nada emosi pedagang Pasar Pagi menolak kebijakan itu.
“Jelas kami menolak, tanpa hujan tanpa angin tiba-tiba kami dipindah dari pasar tempat kami mengais rezeki,” tandas H. Pance, salah satu pedagang emas kepada niaga.asia.
Lantaran tidak ada staf UPT yang bisa menjawab, sekira pukul 13.00 Wita, Kepala UPT Pasar Pagi Abdul Azis datang dan berdialog. Perwakilan para pedagang dari berbagai segmen itu menyampaikan sikapnya.
Abdul Azis menyampaikan, tahun depan Pasar Pagi ini menjadi bangunan pasar berlantai 4 yang refresentatif. Sehingga, katanya, sejak November sampai Desember 2023 Pasar Pagi dirobohkan. “Sedang para pedagang akan direlokasi ke beberapa pasar pemerintah, Segiri Grosir. Juga ke Pasar Merdeka, Pasar Sungai Dama dan Pasar Kedondong,” lanjutnya.
“Pembangunan Pasar Pagi yang baru akan selesai satu tahun. Sehingga relokasi itu tidak lama. Sehubungan dengan sosialisasi dan relokasi para pedagang akan kami laksanakan persegmen pedagang,” kata Abdul Azis.
Sebagian besar pedagang yang hadir dalam pertemuan itu terlihat tidak puas. Bahkan ada yang menolak pembangunan Pasar Pagi baru itu.
“Sebaiknya dibangun secara bertahap. Jangan sekaligus. Terus terus terang, saya mengkhawatirkan pembangunannya akan mangkrak, seperti pasar-pasar lainnya. Meski anggaran pembangunannya saya dengar 200 miliar rupiah lebih,” ungkap Pance.
Selain itu, pedagang lainnnya Jufri, menyampaikan agar pembangunan dan relokasi pedagang Pasar Pagi itu harus hati-hati. Ujarnya, dalam mensosialisasikannya Pemkot Samarinda jangan menggunakan bahasa yang provokatif dan disampaikan melalui saluran resmi.
“Kita memasuki tahun politik, jadi harus hati-hati,” cetusnya menambahkan.
Pance dan pedagang lain yang tergabung dengan Forum Pedagang Pasar Pagi, dalam waktu dekat ini akan mengadakan pertemuan terkait dengan masalah itu.
“Kami akan membuat kesepakatan dan tuntutan, akan kami sampaikan kepada Pemkot Samarinda dalam pertemuan nanti,” pungkasnya. NIAGA.ASIA