Kinerja Perumda Pasar Bitung Kembali mendapat sorotan dari para pedagang pasar. Setelah sejumlah kebijakan penagihan yang masih menyisakan polemik, kini pedagang menyoroti kinerja penataan dan perbaikan sarana dan prasarana pasar yang kurang diperhatikan pengelola pasar selama Perumda hadir di Kota Bitung.
Padahal menurut pedagang, penagihan atas jasa fasilitas pasar telah berlangsung sejak Januari 2022.
Tamrin Bandu, salah satu pedagang Pasar Winenet menegaskan, sejauh ini pedagang merasakan kurangnya sentuhan kinerja positif Perumda Pasar dalam menata dan memperbaiki sarana dan prasarana penting di dalam pasar.
Tamrin juga mengatakan selama Perumda berdiri perubahan di dalam pasar dari segi penataan, terkesan tidak pernah dilakukan. Contoh paling signifikan adalah penataan pedagang pasar sayur dibagian depan jalan.
“Selama ini penataan los sayur tersebut sudah dikeluhkan oleh para pedagang sayur di dalam pasar. Karena dorang (mereka) adalah distributor yang sudah berfungsi sebagai pedagang eceran, dengan menggelar dagangan diatas kendaraan. Masalahnya dorang (mereka) juga yang menjadi supplier sayur bagi puluhan pedagang di dalam pasar,” terang Tamrin, Selasa (4/10).
Menurut Tamrin yang juga Ketua Komisariat APPSI Pasar Winenet, organisasinya telah menyurat kepada Perumda Pasar, namun realisasi penataan tidak pernah dilakukan. Buktinya pedagang-pedagang tersebut masih saja berjualan bebas. Tamrin menegaskan, pedagang sayur di dalam pasar sangat dirugikan.
“Dari segi harga jelas (dorang) pedagang distributor pasti lebih murah. Apalagi dibiarkan menjual eceran. Kasihan pedagang di dalam pasar, sayur mereka kurang laku. Pengunjung pasar cenderung membeli kepada mereka, tanpa masuk lagi ke dalam pasar. Kami mengharapkan adanya sikap tegas pengelola pasar,” tegas Tamrin.
Fasilitas pasar untuk para pedagang Pasar Winenet juga dikeluhkan. Dalam grup komunikasi resmi pedagang, berbagai keluhan disampaikan, mengenai kondisi sarana dan prasarana. Salah satu contoh keluhan tersebut seperti adanya lubang kontrol selokan di bagian jalan pasar yang rusak, dan sudah membahayakan pedagang.
Fasilitas Rusak Tak Kunjung Diperbaiki
“So banyak taisi (terperosok) kaki kedalam situ. Barangkali so lebih dari tiga (3) orang masuk kedalam situ dia punya kaki. Kasiank so pernah ada tanta-tanta taruju disitu (pernah ibu-ibu terperosok disitu),” kata Opal salah satu pedagang.
Opal mengaku telah menyampaikan hal ini kepada pengelola pasar, namun hingga kini belum ada realisasi perbaikan. Padahal menurut pedagang, kebocoran selokan itu sangat mudah untuk diperbaiki, dan tidak membutuhkan anggaran besar.
“Nintau bagaimana le ini perumda pasar pe karja (entah bagaimana kinerja Perumda). Cuma le mo las sadiki, pasti nda perlu doi banyak (hanya perlu perbaikan kecil, tidak butuh anggaran besar). Kita (saya) juga siap membantu untuk memperbaiki itu, tapi tidak ada iktikad baik,” kata Opal kecewa.
Kurangnya inisiatif dan perhatian perumda kepada kondisi pasar mendorong kekecewaan disampaikan pedagang. Anto salah satu pedagang pakaian di dalam pasar Winenet menegaskan, sulit berharap perubahan pasar dari perumda.
Bahkan untuk hal-hal penting bagi pedagang diabaikan. Contohnya saluran talang air pasar, yang setiap hujan datang mengakibatkan genangan di jalan pasar.
“Sudah jo baharap. Cuma banyak pencitraan mereka itu. Habis dengar talinga kiri keluar talinga kanan (aspirasi pedagang hanya lewat),” kata Anto.
Menanggapi berbagai kritikan dan kekecewaan pedagang, Kanit Pasar Winenet Windyaningrum Sumampouw menjelaskan, aspirasi pedagang tetap menjadi prioritas Perumda Pasar, namun realisasinya tentu tidak semudah membalikan telapak tangan.
“Aspirasi pedagang tetap akan diperhatikan dan menjadi prioritas untuk dikerjakan. Hanya saja penyelesaian dilakukan secara bertahap,” terang Sumampouw di tempat terpisah.
Sumampouw berharap, pedagang tetap mempercayakan pengelolaan pasar kepada Perumda. Sebab Perumda tetap mengedepankan pelayanan publik agar maksimal kepada pedagang.
“Mari sama-sama torang dorong adanya perbaikan dalam pasar demi kebaikan semua pihak,” tutup Sumampouw.