Pedagang Pasar Baru di Labuan Bajo, NTT mengadu ke Kapolres Manggarai. Hal ini dikarenakan kondisi pasar yang tidak terawat yang menyebabkan pembeli tidak nyaman berkunjung. Mirisnya, pengelola Pasar Baru tak menghiraukan keluhan pedagang, Jumat (2/6).
“Miris gedung pasar dibuatnya megah, tapi area pasar dan lingkungan sekitar tidak diperhatikan. Bea retribusi rutin ditagih tapi pihak pengelola pasar tak kunjung datang perhatikan pasar,” keluh Rafik, Ketua RT 21 Pasar Baru kemarin.
Terlebih lagi, pengelola Pasar Baru terkesan tidak memantau para pedagang, baik yang masuk maupun keluar. Hal ini tentu membuat para pedagang lain merasa tidak adil, dikutip dari POS-KUPANG.COM.
“Apalagi banyak pendatang yang masuk ke pasar tanpa melalui administrasi yang jelas, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan diantara para pedagang,” ujarnya dihadapan Kapolres Manggarai Barat, AKPB Ari Satmoko.
Keluhan terkait kondisi Pasar Baru juga datang dari pedagang lain, Ernestia. Ia mengaku, selain kondisi pasar yang tidak diperhatikan, ketersedian air bersih dan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) juga kurang memadai.
“Kebersihan lingkungan di Pasar Baru yang kotor dan minimnya perhatian dari pihak pengelola yang menyebabkan pedagang berjualan di badan jalan, ditambah lagi kurangnya air bersih dan MCK. Imbasnya transaksi pelaku pasar sangat terganggu dan tidak efektif,” katanya.
Kapolres Manggarai Barat, AKBP Ari Satmoko menanggapi keluhan tersebut. Ia mengatakan, Polres Manggarai Barat akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Hal ini guna menindaklanjuti keluhan pedagang dan masyarakat.
“Kami akan carikan solusi terbaik untuk menangani keluhan para pedagang maupun masyarakat dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat,” ungkapnya.
Lalu, ia mengakui banyak menerima keluhan dan masukan dari pedagang maupun masyarakat. Dalam hal ini, terkait dengan persoalan minuman keras (miras) hingga perjudian yang terjadi.
“Banyaknya keluhan warga terhadap pendatang baru yang tidak melapor diri kepada ketua RT, beredarnya minuman keras (miras), judi dan kenaikan harga transportasi yang signifikan yang menyulitkan pedagang untuk mobilisasi barang dagangannya,” pungkasnya. JAWAPOS