Pedagang pasar tradisional mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng bersubsidi Minyakita. Padahal minyak subsidi tersebut banyak dicari konsumen karena harganya lebih murah dibandingkan dengan harga minyak kemasan lain. Namun saat ini komoditas itu sulit didapatkan, sementara stok yang ada tinggal sedikit.
“Sekarang barangnya susah (Minyakita) gak tau kenapa. Konsumen juga banyak yang nanyain, tapi stok tinggal sedikit,” kata salah seorang pedagang di Pasar Atas Baru Cimahi, Hana (51), Rabu (1/2/2023).
Harga Minyakita di Pasar Atas Baru Kota Cimahi, sekarang dijual antara Rp15.000 per kemasan. Padahal jika mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sejak awal minyak subsidi tersebut diluncurkan adalah Rp14.000 per kemasan.
Dia menyebutkan, saat ini kesulitan mendapatkan Minyakita padahal konsumen banyak yang pesan. Bahkan biasanya tiga hari sebelum barang datang, konsumen sudah banyak yang pesan. Sekarang kondisinya sulit, Minyakita jadi barang langka di pasar dan toko-toko.
Pada saat barang ada, sekarang para pedagang harus membelinya satu paket dengan merek yang lain. Misalnya beli Minyakita 2 dus, maka harus beli produk minyak merek Promoo atau Resto 1 dus. Sehingga jika membeli Minyakita 10 dus, maka harus membeli minyak Promoo sebanyak 5 dus.
“Harganya juga mahal atau tidak sesuai dengan HET yang sudah ditentukan pemerintah. Kami gak tahu kenapa jadi gini dan tidak sesuai arahan pemerintah,” katanya. Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengakui stok Minyakita di pasar tradisional untuk saat ini sudah langka.
Namun penyebab kelangkaannya masih belum diketahui karena itu terjadi hampir sama di setiap daerah. “Kita akan menelusuri penyebab kelangkaannya serta berkoordinasi ke Pemprov Jabar dan Kementerian Perdagangan,” ucapnya. INEWS