Pedagang Pasar Muntulan lantai 1 dan 2 protes terhadap pedagang lesehan. Merasa dirugikan adanya pedagang lesehan, Minggu (30/7/2023) siang, mereka merobohkan lapak-lapak pedagang lesehan.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) Kabupaten Magelang Basirul Hakim ketika dikonfirmasi membenarkan hal ini. Dirinya menyebutkan, salah satu pemicu kejadian itu adalah pedagang Pasar Muntilan yang merasa dirugikan dengan keberadaan pedagang lesehan.
“Intinya minta penertiban pasar. Besok (Senin ini, Red) akan kita rapatkan,” ujarnya ketika dihubungi wartawan Koran ini, Minggu, (30/7/2023) malam.
Di sisi lain, salah satu pedagang lantai 2 Pasar Muntilan membeberkan akar permasalahan gesekan itu terjadi. Pria yang enggan disebutkan namanya itu mengaku, pedagang pasar lantai 1 dan 2 merasa dirugikan oleh kehadiran pedagang lesehan. Apalagi pedagang lantai 1 dan 2 merupakan pedagang resmi yang taat aturan. Memiliki sertifikat hak pakai dan sudah membayar biaya renovasi baik los atau pun kios yang ditempati saat ini. “Nebusnya juga nggak murah loh,” sentilnya.
Diakuinya, belum semua pedagang Pasar Muntilan melunasi biaya penebusan kios/los setelah dilakukan revitalisasi. Ada yang lunas ada pula yang baru membayar separonya atau 50 persen. “Tapi dari dinas nggak berani nagih, karena kondisi pasarnya masih sepi,” akunya.
Bahkan saking sepinya, terkadang para pedagang lantai 1 dan 2 mengusir rasa bosan dengan berjalan-jalan keliling pasar. “Kadang yang lalu lalang itu bukan pembeli loh, itu para pedagang yang jalan-jalan,” ungkapnya.
Saat ini, lantai 1 diisi oleh pedagang pasar yang berjualan sayuran, perabotan, buah-buahan, bakso, dan daging. Sementara di lantai 2 diisi pedagang pakaian, sandal, aksesori, dan lainnya.
Tapi makin hari, kondisi pasar makin sepi. Omzet pedagang menurun drastis. Di saat kondisi seperti ini, para pedagang lesehan merangsek masuk ke dalam area pasar, karena ditertibkan oleh Satpol PP.
Pedagang lantai 1 dan 2 berinisiatif bertanya kepada pembeli. “Kenapa nggak naik? Ternyata orang beli itu capek kalau naik. Intinya terus jujug belanja di bawah (pedagang lesehan, Red) yang mereka tuju,” jelasnya.
Pedagang lantai 1 pun sempat mengadu ke paguyuban. Kemudian paguyuban pedagang berkomunikasi dengan dinas terkait. Hasilnya mengecewakan. “Sudah bersurat ke dinas. Kalau bisa, intinya yang di bawah itu ditertibkan. Kalau mau jualan, ya harus sama seperti teman-teman (pedagang lantai 1 dan 2, Red). Yang bawah bersih,” terangnya.
Bukannya solusi, justru pedagang lesehan makin menjamur. “Nggak ada tanggapan, malah pedagangnya tambah banyak,” ujarnya kesal.
Pedagang lesehan juga semakin berani mendirikan lapak mereka. Salah satunya memasang atap dengan seng. Alhasil, akses jalan yang mestinya bisa dilalui mobil menjadi terganggu. Pembeli menumpuk di bawah.
“Pedagang lantai 1 dan 2 merasa ini nggak adil. Yang punya sertifikat dan membayar biaya renovasi kok malah sepi, yang bawah malah laris,” tuturnya.
Dari situlah, terjadi keinginan demo. Rencananya Senin, 31 Juli, seluruh pedagang lantai 1 dan 2 akan mogok berjualan. Namun kemudian berubah haluan, yakni merobohkan lapak-lapak pedagang lesehan di hari Minggu. Hari Senin tetap berjualan.
“Hari ini (kemarin, Red) akhirnya geruduk yang jualan di bawah. Tapi itu bukan dirusak, hanya dirobohkan. Yang disobek hanya banner saja,” akunya.
Tindakan ini merupakan puncak kekesalan pedagang lantai 1 dan 2. Mereka mengaku terlalu lama menunggu penertiban yang resmi dilakukan pihak dinas.
“Sebelum ini, kita juga sudah komunikasi dengan sekuriti dan penjual (lesehan, Red). Tapi ternyata, mereka tetap jualan terus,” ujarnya dengan kesal.
Padahal sesuai kesepakatan, pedagang lesehan hanya boleh berjualan dari Subuh sampai pukul 07.00. Kenyataannya, pedagang lesehan mengingkari janji. Berjualan dari pukul 07.00 sampai sore. “Akhirnya pedagang itu ambil tindakan,” tandasnya.
Saat perobohan lapak tersebut, pedagang lesehan sedang berjualan. Mereka tidak melawan. Hanya pasrah. “Posisinya mereka salah, tapi nekat,” imbuhnya.
Kata dia, lapak yang dirobohkan berada di sekitar area basement pasar. Karena selama ini, pedagang lesehan berjualan di tepi dan bagian dalam basement. JAWAPOS