Jakarta – Setiap bulan Ramadhan pedagang kolang kaling meningkatkan tajam. Sebab, setiap bulan Suci Ramadhan permintaan terhadap kolang-kaling meningkat. Masyarakat menggunakan buah kolang-kaling sebagai olahan menu untuk berbuka puasa. Ada juga yang mengolah buah kolang-kaling untuk menu hidangan lebaran.
Bagi sebagian besar masyarakat, buah kolang-kaling masih menjadi campuran berbagai macam minuman segar untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa. Tak heran, jika dibulan puasa, masyarakat banyak memburu buah kolang-kaling sebagai menu buka puasa.
Ramadan menjadi bulan bahkah bagi pedagang kolang-kaling. Pasar-pasar tradisional sejak bulan ramadhan dipenuhi pedagang kolang kaling. Titus, salah satu pedagang sayur di Pasar Musi, Kota Depok kini sekarang ikut-ikut berdagang kolang-kaling.
“Sudah menjadi tradisi, setiap bulan Ramadhan permintaan kolang kaling meningkat. Penjualan meningkat tajam. Otomatis pedagang kolang-kaling ikut meningkat, setiap sudut pasar ada yang menjual kolang kaling,” ujar Titus.
Kolang-kaling dijual dari harganya bervariasi, ada yang Rp 10 ribu, Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram, tergantung jenis dan kualitasnya.
Penjual buah kolang-kaling di Pasar Musi meningkat drastis, hingga 10 kali lipat dari hari biasa. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di Pasar Musi. Hal serupa pun terjadi di pasar-pasar tradisional lainnya.
Di berbagai pasar tradisional Kota Bogor, Jawa Barat. Misalnya di Pasar Kebon Kembang, padang kolang kaling menjamur dan meningkat tajam.
Lapak-lapak penjualan kolang kaling dipenuhi kaum emak – untuk dibuat takjil berbuka puasa. Kolang-kaling seolah-olah menjadi barang wajib yang musti dibeli disetiap Ramadhan. (Fchan-1)