Menjelang perayaan Iduladha 2023 terdapat peningkatan permintaan hewan kurban di pasaran.
Kondisi itu pun memberikan imbas kepada para pedagang daging sapi di Kota Yogyakarta, khususnya di Pasar Beringharjo yang sulit mencari stok daging sapi untuk diperjual belikan kembali.
Satu di antara pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo, Edi Santoso (50), menyebut, bahwa pihaknya harus mampu mencari sapi dari berbagai sumber.
Tujuannya tak lain untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan mendapatkan daging sapi yang layak konsumsi serta harga terjangkau.
“Kita harus pintar-pintar dalam mencari sapi, misalnya langsung beli kepada peternak atau pedagang di pedesaan. Jadi tidak seperti bisanya, mencari sapi di pasar sapi,” katanya saat dijumpai wartawan di Rumah Potong Hewan (RPH) Giwangan, Rabu (14/6/2023).
Ia pun menyebut, solusi tersebut dianggap lebih efisien untuk mendapatkan selisih harga sapi. Sehingga, tidak terjadi kelangkaan sapi maupun kenaikan harga sapi yang signifikan di pasaran.
“Kalau di pasar, per kilo harga daging sapi itu masih Rp130 ribu (tergolong stabil). Tapi, kalau misalnya ukuran sapi kurban kondisi sekarang per kilogram bisa Rp160-Rp170 ribu. Karena, kalau untuk kurban memang luar biasa,” tuturnya.
“Karkas sapi itu, kalau kondisi normal hanya Rp95 ribu per kilogram, tapi kalau sekarang bisa Rp110-Rp115 ribu. Jadi kalau dikalkulasikan harga daging itu bisa sampai Rp160-Rp170 ribu,” imbuh Edi.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, berujar bahwa pihaknya belum memiliki kebijakan atau tools dalam mengendalikan harga daging sapi di pasaran.
“Pemerintah belum punya tools. Kalau harga kan ada supply and demand. Kalau bicara Iduladha, memang suplly itu juga terbatas dan masyarakat yang mau berkurban banyak. (Terlabih ada juga pengaruh masyarakat) suka sama suka, (maksudnya) harga berapapun kalau suka ya dibeli. Maka, yang menjadi kesulitan adalah teman-teman pedagang. Karena mereka jual daging,” jelas dia.
“Ketika harga suka sama suka, di mana tidak ada ukurannya, sedangkan kebutuhan daging adalah konsumsi, jadi pada saat ini mereka (para pedagang sapi atau hewan kurban dan masyarakat) harus bisa menyesuaikan (dengan kondisi yang ada),” imbuh Ambar.
Maka dari itu, sebagai antisipasi kelangkaan dan kenaikan harga sapi maupun hewan kurban yang lain, Ambar menyarankan kepada para pedagang sapi untuk membeli sapi atau hewan kurban jauh sebelum perayaan Iduladha tiba.
“Terpaksanya pedagang beli hewan jauh sebelum masa Iduladha. Jadi sebelum hari H Iduladha sudah punya stok daging segar. Kemudian dipotong sendiri,” urainya.
“Tapi, yang sulit adalah kalau mereka sudah tergantung kepada distributor itu dan apakah keuangan teman-teman pedagang mampu untuk menyetok hewan sapi misalnya sedemikian banyak. Kan butuh energi dan modal besar. Mungkin ada intervensi pemerintah, pedagang juga mulai belajar menghadapi situasi seperti ini untuk bersama hidup bareng,” tandas Ambar.
Kendati demikian, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana, menyebut bahwa pihaknya tengah berupaya mendatangkan sejumlah hewan kurban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat pelaksaan Iduladha 2023.
“Kami berupaya mendatangkan sejumlah hewan kurban dari luar Kota Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” pungkasnya. TRIBUNNEWS