Hampir semua harga pangan terpantau mengalami kenaikan sebagai imbas dari harga bahan bakar minyak (BBM) yang melonjak hingga lebih dari 30 persen.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono mengatakan, harga bahan pokok akan terasa kenaikannya sekitar dua minggu hingga satu bulan kedepan mengingat akan adanya kenaikan biaya angkutan logistik dari tempat produksi menuju ke pasar.
“Meski sekarang beberapa komoditi mengalami kenaikan seperti cabai, daging ayam, dan beras, tapi kami memprediksi sekitar dua minggu sampai satu bulan kedepan kenaikan harga pangan akan merata dan sangat terasa dari efek kenaikan harga BBM ini,” Kata Sudaryono di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Untuk mencapai keseimbangan dan equilibrium baru terhadap harga bahan pokok dan daya beli masyarakat, APPSI menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pemerintah dapat segera memberikan bantuan yang dijanjikan, kepada penerima manfaat, pedagang pasar, pelaku UMKM, ojek online, serta para pekerja.
“Meski bantuan langsung tunai atau BLT terpantau sebagian sudah mulai disalurkan secara simbolis oleh Presiden Jokowi, namun belum untuk bantuan subsidi upah (BSU) bagi para pekerja. Nah ini harus segera diberikan, agar bisa menjaga daya beli masyarakat terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok. Karena kenaikan harga BBM memiliki efek domino,” Jelas Sudaryono.
Kementerian Keuangan mengaku telah menyiapkan anggaran Rp24,17 triliun untuk bantuan pengganti subsidi BBM. Adapun 3 bantalan sosial yang telah disiapkan yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan Bantuan Sosial Pemda.
“APPSI juga menyarankan agar pemerintah harus menyertai dengan berbagai upaya, contohnya dengan mengamankan ketersedian kebutuhan pokok, realisasi bantuan yang ada tiga bentuk itu, dipastikan tepat saran dan tepat waktu, kalau tidak, dampaknya akan lumayan panjang,” Imbuh Sudaryono.
Selain itu, Sudaryono juga menekankan agar pemerintah dapat segera menerapkan skema buffer stock dan memperbanyak gudang dalam mengatur stok cadangan pangan bahan pokok penting yang bertujuan menstabilkan harga di seluruh lapisan perekonomian. Dengan begitu, stok pangan bahan pokok penting tersedia, harga menjadi stabil, dan inflasi dapat terjaga.
“Karena itu kita berharap Perpres dan aturan turunannya yang memberikan kewenangan dan instruksi kepada lembaga terkait dalam menjalankan skema buffer stock ini dapat segera dikeluarkan oleh pemerintah,” Tegasnya.
“Sehingga skema buffer stock ini bisa berjalan dengan baik dan stabilitas harga pangan nasional bisa terus terjaga, petani atau peternak senang, pedagang untung dan masyarakat juga nyaman, serta inflasi juga terjaga,” Pungkas Sudaryono.