Banyak pedagang pasar merasa cemas dengan inflasi akibat penaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Apalagi jumlah pengunjung atau konsumen pasar tradisional masih belum pulih sepenuhnya akibat pandemi covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sudaryono berharap pemerintah lebih bekerja keras menjaga stabilitas harga pangan nasional. Agar daya beli masyarakat terus stabil.
Dia juga meminta pemerintah memperhatikan nasib para pedagang pasar. Saat ini para pedagang harus mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar akibat inflasi.
“Pemerintah harus segera turun tangan menekan inflasi yang diprediksi akan terus meroket imbas dari penaikan harga BBM beberapa waktu lalu,” kata Sudaryono, melalui keterangan tertulis, Senin, 3 September 2022.
Bila tak segera dicarikan jalan keluar, Sudaryono khawatir kondisi ini memberatkan masyarakat. “Masyarakat bawah memang paling rentan. Pedagang pasar juga paling terdampak atas kenaikan inflasi ini,” ujarnya.
Lebih jauh Sudaryono menuturkan kenaikan inflasi ini membuat daya beli masyarakat anjlok. Anjloknya daya beli ini karena hampir semua kebutuhan pokok naik. Bahkan, harga bahan pokok itu naik sejak awal isu kenaikan BBM muncul.
“Bayangkan, semua harga sudah naik sejak awal isu BBM naik. Telur saja harganya tembus di angka Rp30 ribu. Nah, kalau ini tidak segera dicarikan solusi maka rakyat akan semakin menderita,” katanya.
Sudaryono meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera memerintahkan jajarannya menyelesaikan permasalahan ini. Ia menegaskan APPSI siap bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan Daerah untuk terus memastikan keterjangkauan harga. Hal ini dilakukan agar daya beli masyarakat terus terjaga di tengah penaikan harga BBM bersubsidi.
“Gubernur, bupati, dan wali kota juga harus memperkuat TPID dan menjaga stabilitas pangan dari inflasi volatile food. Hal itu untuk menjamin stabilitas ketersediaan bahan pokok serta harganya yang semakin terjangkau,” kata dia.
Inflasi Indonesia diperkirakan akan melonjak pada September 2022. Hal ini sebagai imbas dari naiknya harga BBM subsidi.
Bank Indonesia memproyeksikan inflasi pada September 2022 tembus di angka 5,88 persen secara tahunan (years on years/yoy). Tentunya angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Agustus yang mencapai 4,69 persen yoy.
“Kami melakukan tracking sesuai survei pemantauan harga. Bulan ini inflasinya sekitar 5,88 persen. Sumbernya mostly (terutama) kenaikan bensin,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho. MEDCOM