Situasi memprihatinkan terpantau di pasar Winenet pada Selasa (11/10) disebabkan hujan deras yang mengguyur.
Curah hujan yang tinggi mengakibatkan pedagang terpaksa menghentikan seluruh aktifitas perdagangan di beberapa titik. Pedagang pun terpaksa menutup lapak dan kios, karena air hujan masuk membasahi kawasan pasar, hingga jalan pasar tergenang air.
Banyaknya air yang membasahi jalan disebabkan atap bocor, talang air yang tidak tertata, serta saluran pembuangan air di lokasi pasar tidak teratur.
“Curahan air masuk di tengah jalan pasar sehingga jalan sulit dilewati pembeli. Jangankan pembeli, pedagang saja banyak yang berusaha menyelamatkan barang dagangannya. Beruntung hujan sore hari, bukan disaat padat pembeli”. terang Tamrin Bandu, Ketua Komisariat APPSI Pasar Winenet.
Mengingat kondisi yang memprihatinkan di Pasar Winenet, Tamrin menuntut pengelola pasar yaitu Perumda Pasar Bitung untuk proaktif membenahi keluhan pedagang ini.
“Kondisi ini selalu terjadi saat hujan turun. Fasilitas dan infrastruktur pasar sudah lama dikeluhkan pedagang kepada pengelola. Namun tidak ada realisasi perbaikan sama sekali,” tegas Tamrin.
Menurut Tamrin, selama ini pedagang merasa belum ada sentuhan perbaikan infrastruktur. Padahal tagihan jasa dan tagihan jasa pelayanan dan sewa kios serta lapak sudah berjalan.
“Kemana dank itu uang pedagang selama ini, kalau untuk ganti seng dgn talang saja nda bisa?” protesnya ketika disinggung sumber dana perbaikan.
Dukungan yang sama juga disampaikan Kiki pedagang pasar winenet lainnya. Kiki mengatakan selama ini hanya pedagang saja yang diminta membayar namun fasilitas pasar tidak diperhatikan pengelola.
Kiki juga menjelaskan bahwa pedagang sudah aktif membayar sejak Januari, namun tidak ada perubahan yang dirasakan.
“Dorang pe pimpinan perusahaan so pernah ba lia itu kebocoran , sampe ba posting le di medsos. Pencitraan kote (pimpinan pengelola sudah pernah janji perbaiki, tapi tidak ada realisasi, hanya pencitraan),” sesal Kiki.
“Coba kwa beking akg kasana itu talang jo (Tolong diperbaiki talang air). Karena kasiank kalo ujang datang, pembeli dgn penjual pasti basah kuyub (Kalau hujan pasti pengunjung pasar basah),” kata Kiki dengan nada kesal.
Pesimisnya Pedagang Pasar Terhadap Para Pengelola
Banyak pedahang pasar Winenet pesimis dengan keberadaan BUMD sebagai pengelola. Satu tahun keberadaan BUMD pengelola pasar tidak mampu memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan infrastruktur. Jangankan kinerja pelayanan publik yang maksimal, bahkan untuk menyentuh kebutuhan dasar fasilitas pasar tidak terlihat.
Direktur Eksekutif APPSI Bitung H. Harsono Muhammad S.sos mengaku kecewa dengan pengelola. Menurutnya harapan pedagang sebenarnya sederhana dengan adanya BUMD di wilayah pasar, selain memperjuangkan status lahan pasar, juga seharusnya memperbaiki pasar demi kepentingan dan kenyamanan bersama.
“Torang (pedagang) sejatinya positif terhadap keberadaan BUMD sebagai pengelola. Supaya itu pasar yang so bertahun tahun nda ada perubahan mengalami perbaikan,” kata Harsono.
Namun situasi perubahan itu tidak kunjung datang. Padahal, menurut pedagang yang juga dosen di Stisipol Merdeka ini, uang pedagang sudah banyak yang masuk ke pengelola.
“Hampir empat milyar tambah penyertaan modal, cukup besar dana pedagang dipengelola selama 1 tahun periode 2021-2022” tegas Harsono.
“Kalu cuma tau ambe doi dipasar (Kalau hanya menagih semata), apa beda dorang dengan tuan tanah?” tanya Tokoh pedagang yang akrab dipanggil Haji Sono.
Harsono berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap kinerja BUMD. Agar tujuan pemerintahan Bitung-Hebat bisa diwujudkan, sehingga slogan “buat mereka tersenyum” mampu diwujudkan BUMD di wilayah pasar rakyat.
Seperti diketahui, pedagang di Pasar Winenet adalah salah satu sumber pendapatan terbesar BUMD. Harusnya dibarengi dan diimbangi dengan pelayanan dan perubahan infrastruktur secara maksimal. Agar aspek keadilan dalam penagihan jasa, bisa dinikmati pedagang. Kondisi pedagang sangat memprihatinkan, apalagi jika musim hujan tiba.